Gempa Jakarta 2024
PRAMUKA.ID -- Bentuk kepedulian dan solidaritas terhadap korban bencana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Bupati Rembang Kak H. Abdul Hafidz, ...
Indonesiabaik.id - Gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Gempa Cianjur menyebabkan ratusan orang tewas dan luka-luka. Selain itu, gempa Cianjur terasa kuat hingga ke Jakarta, Depok, Bogor dan Tangerang Selatan.
Kekuatan gempa Cianjur adalah magnitudo (M) 5,6. Gempa terjadi pukul 13.21 WIB, Senin (21/11). Lokasi gempa di 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur. Pusat gempa di 10 km barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. BMKG juga melaporkan bahwa gempa Cianjur ini tidak menimbulkan potensi tsunami.
Hingga Selasa (22/11/2022) banyaknya korban jiwa dalam peristiwa gempa Cianjur akibat tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa. Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfirmasikan ada sebanyak 162 korban yang meninggal dunia dan 326 luka-luka akibat gempa Cianjur.
Selasa, 15 Agustus 2023 – 09:54 WIB
Ampuh Kuansing menyampaikan dugaan penyebab gempa di Kuansing. Foto:dokumentasi Ampuh Kuansing.
"Pasa aksi nanti kami juga akan minta klarifikasi Mabes Polri sesuai isi pernyataan PT MIA mendapatkan dinamit dari Mabes Polri. Serta meminta Kejagung untuk menyelidiki dugaan PT MIA yang beroperasi di luar IUP serta meminta PT MIA segera mengganti kerusakan rumah warga akibat gempa," ujarnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Kuansing AKP Linter Sialoho mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan BMKG.
“Kami sudah berkoordinasi dengan BMKG. Mereka menyebut gempa di Kuansing, murni karena faktor alam. Ada pergeseran lempeng bumi,” ucapnya.
Kemudian, terkait pengakuan PT MIA membeli bahan peledak dari Mabes Polri, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Polda Riau untuk menindaklanjuti informasi tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Polda. Nanti bagaimana hasilnya akan disampaikan," ucap Linter.
Sementara itu, Kepala Teknik Tambang PT MIA Aries saat dikonfirmasi JPNN.com sejak Senin (14/8) hingga hari ini belum memberikan jawaban. (mcr36/jpnn)
KOMPAS.com - Gempa yang melanda Prefektur Ishikawa, Jepang pada Senin (1/1/2024) mendapatkan sorotan karena warga Jepang mendapat notifikasi dini gempa melalui ponsel masing-masing.
Sorotan tersebut berawal dari unggahan video di akun media sosial X @LSF_Forwarder pada Senin (1/1/2024).
Dalam video tersebut, tampak seorang wanita Jepang menunjukkan notifikasi gempa di ponselnya ketika tengah memulai siaran langsung lewat media sosial.
"#shiori_japan1 Magnitude 7.4 Earthquake Hits Niigata, Japan, Making Streamer Escape Room," tulis akun itu.
Unggahan tersebut mendapatkan banyak komentar dari warganet Indonesia. Banyak yang menyoroti pemberitahuan dini gempa di Jepang tidak ada di Indonesia.
"Kapan ya di sini punya early warning system kek gini," tanya akun @catuaries.
"Mitigasinya bagus. Harusnya negara yang berada di Ring Of Fire bisa belajar dari teknologi ini, biar kalo kerasa goyang dikit, gak pada cari info di Twitter sambil tanya gempa gak sih?" kata akun @Bebque__.
Sementara akun-akun lain menyoroti SMS dari Kominfo justru tentang pemilihan umum, Puspen TNI mengirim SMS acara KTT ke-43 ASEAN Summit, SMS dari MPR RI berisi peringatan Hari Konstitusi, dan Marves Info mengirim pesan promosi kendaraan listrik.
Lalu, bagaimana tanggapan BMKG dan Kominfo terkait hal ini?
Baca juga: Gempa Jepang M 7,6 Picu Peringatan Tsunami Setinggi 5 Meter, Warga Diminta Evakuasi
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyatakan Indonesia sebenarnya memiliki layanan pemberitahuan dini gempa bumi.
"On progres. Gempa Sumedang sebelum Shear Wave tiba di Bekasi 11 detik sudah kita ketahui dari EEWS (Earthquake Early Warning System) kami," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (2/1/2024).
Menurut Daryono, BMKG juga memiliki Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) untuk mengetahui informasi dini tsunami.
"Kalau (data di) InaTEWS ya petugas kami di BMKG (yang bisa lihat). Hasil infonya yang bisa dilihat masyarakat," lanjut dia.
Informasi gempa di InaTEWS saat ini masih dalam tahap penyempurnaan.
Sementara InaTEWS dapat diakses melalui link ini untuk mencari informasi dini seputar gempa dan tsunami di wilayah Indonesia.
Informasi kegempaan, tsunami, dan bencana lain juga dapat ditemukan di akun media sosial BMKG.
Di sisi lain, Daryono mengungkapkan BMKG bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengirimkan informasi darurat bencana alam lewat SMS sejak 2015.
Baca juga: Update Kondisi WNI di Jepang yang Terkena Gempa Magnitudo 7,5
Tangkap layar peringatan dini bencana di InaTEWS untuk wilayah Indonesia.
Terpisah, Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong mengaku pihaknya sudah mengirimkan SMS kepada masyarakat jika terjadi gempa.
"Sejauh ini Kominfo bila ada gempa mengirim pesan darurat melalui SMS," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (2/1/2024).
Menurutnya, Kemenkominfo bekerja sama dengan BMKG dan operator seluler untuk membagikan pesan pemberitahuan dini gempa.
Informasi gempa diperoleh dari BMKG kemudian operator seluler yang akan menyebarkan informasi tadi melalui SMS blast.
"Yang mendapat SMS yang nomornya terdaftar di lokasi gempa. Atau nomor di luar lokasi yang didaftarkan ke BMKG atau Kominfo," lanjutnya.
Usman tidak menjelaskan dengan jelas terkait cara pendaftaran nomor telepon untuk mendapatkan SMS gempa tersebut.
Namun menurutnya, dia pernah mendafarkan nomornya ke BMKG sehingga terus mendapatkan informasi saat terjadi gempa.
Baca juga: Gempa Jepang M 7,6 Picu Retakan dan Kebakaran, 36.000 Rumah Alami Pemadaman Listrik
Informasi bencana di TV
Usman menjelaskan, Kominfo juga tengah mengembangkan sistem penyampaian informasi bencana atau Early Warning System (EWS) melalui TV digital sejak 2021.
Sistem peringatan dini bencana ini akan ada pada televisi yang memiliki siaran digital, bukan TV analog.
"Early Warning System TV Digital merupakan sebuah sistem penyampaian informasi peringatan dini bencana yang ditampilkan pada siaran TV Digital di daerah terdampak bencana," lanjutnya.
Dia menyebut, terdapat tiga kategori informasi bencana yang akan ditampilkan sesuai dengan level bahaya bencana, yaitu Waspada, Siaga, dan Awas.
Pada kategori paling bahaya atau Awas akan ditampilkan pesan satu layar penuh beserta bunyi alarm agar masyarakat dapat segera melakukan evakuasi.
Menurutnya, ada beberapa informasi bencana yang hingga saat ini dapat ditayangkan melalui EWS TV Digital.
Informasi tersebut yaitu gempa bumi dan tsunami serta cuaca ekstrem dari BMKG, serta kebakaran hutan dan lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Ada juga informasi bencana banjir di wilayah Jakarta dari BPBD DKI Jakarta, informasi bencana gunung api dari PVMBG, serta informasi bencana dari BNPB.
"Agar bisa mendapatkan informasi bencana ini secara tepat, kita dapat memasang Set Top Box (STB) TV Digital yang sudah bersertifikat resmi Kemenkominfo dan memasukkan kode pos di pengaturan STB," jelas dia.
Pastikan kode pos yang dimasukkan sesuai dengan wilayah lokasi STB digunakan.
Karena Usman menyatakan, informasi akan disampaikan berdasarkan kode pos daerah terdampak bencana.